Seperti yang diperkirakan sebelumnya akan ada banyaknya caleg-caleg yang stress setelah pemilu legislatif berlangsung. Bagaimana tidak, keinginan (sebagian caleg) untuk menduduki kekuasaan sebagai dewan harus kandas oleh minimnya suara mereka.
Aneh-aneh tindakan caleg-caleg ini: Ada yang minta karpet yang diberikan ke ibu-ibu pengajian dikembalikan gara-gara cuma dapat 19 suara (harusnya 20 orang ibu pengajiannya), ada yang lari entah kemana karena janji ngasih sembako ke pemilihnya tidak dipenuhi, dan begitu banyak list yang aneh dari para caleg-caleg kita ini.
Dan ada juga dari mereka yang harus menanggung hutang hingga milyaran rupiah bahkan untuk terapi ke Rumah Sakit aja tak mampu lagi. Maunya untung eh malah buntung.
Sebuah Fenomena yang perlu dicermati, seorang wakil rakyat yang "teori"-nya adalah mengemban amanat rakyat ternyata bisa begitu galaunya ketika dia tidak terpilih. Apa yang salah dengan tidak terpilih ? tanggung jawab lebih ringan. Akan tetapi aneh juga kenapa mereka tidak belajar ya dari teman-teman mereka terdahulu yang mengalami nasib yang sama seperti mereka. Atau mungkin dihati mereka selalu optimis dengan menyatakan "harapan itu masih ada" walaupun untuk suatu hal saya menyatakan "harapan itu semakin pudar"
sebuah fenomena yang akal sehat saya tidak bisa mengerti betul "kenapa" karena itu tidak pernah terjadi pada saya.
"ingat sebisa mungkin membeli produk negeri sendiri juga sumbangsih kamu untuk Indonesia yang lebih baik"
Aneh-aneh tindakan caleg-caleg ini: Ada yang minta karpet yang diberikan ke ibu-ibu pengajian dikembalikan gara-gara cuma dapat 19 suara (harusnya 20 orang ibu pengajiannya), ada yang lari entah kemana karena janji ngasih sembako ke pemilihnya tidak dipenuhi, dan begitu banyak list yang aneh dari para caleg-caleg kita ini.
Dan ada juga dari mereka yang harus menanggung hutang hingga milyaran rupiah bahkan untuk terapi ke Rumah Sakit aja tak mampu lagi. Maunya untung eh malah buntung.
Sebuah Fenomena yang perlu dicermati, seorang wakil rakyat yang "teori"-nya adalah mengemban amanat rakyat ternyata bisa begitu galaunya ketika dia tidak terpilih. Apa yang salah dengan tidak terpilih ? tanggung jawab lebih ringan. Akan tetapi aneh juga kenapa mereka tidak belajar ya dari teman-teman mereka terdahulu yang mengalami nasib yang sama seperti mereka. Atau mungkin dihati mereka selalu optimis dengan menyatakan "harapan itu masih ada" walaupun untuk suatu hal saya menyatakan "harapan itu semakin pudar"
sebuah fenomena yang akal sehat saya tidak bisa mengerti betul "kenapa" karena itu tidak pernah terjadi pada saya.
"ingat sebisa mungkin membeli produk negeri sendiri juga sumbangsih kamu untuk Indonesia yang lebih baik"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar