Sabtu, 16 Mei 2009

Road To Gunung Kidul Beach

Untuk menghilangkan rasa bosan karena harus melihat kode-kode yang aneh setiap hari, sabtu kemarin aku berlibur ke pantai-pantai di gunung kidul. Tujuan utama adalah pantai kukup. Liburan kali ini aku memutuskan untuk menggunakan transportasi umum karena ingin berangkat sendiri (klo rame-rame biasanya pakai motor aja deh)

Transport ke pantai baron
Untuk mencapai pantai kukup bisa mencari transportasi umum ke pantai baron. Kalau anda dari terminal Yogyakarta naik saja bus/angkot ke arah wonosari. Anda harus extra bersabar karena pengalaman saya ketika naik angkutan kota menunggu penumpangnya bisa lama banget sehingga waktu perjalanan anda akan menjadi jauh lebih lama dibanding naik kendaraan sendiri. Dari wonosari cari angkot yang menuju pantai baron (keluar dari terminal wonosari menjegat di jalan). Disinipun anda harus jauh lebih sabar lagi karena biasanya waktu menunggu angkot akan extra lama karena sepertinya mungkin memang jumlah penumpang yang sedikit sehingga harus menunggu penumpang.

Kontras antara saya dan penumpang lain
Antara saya dan penumpang-penumpang angkutan umum sepertinya terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Dengan kulit lebih putih memakai kaos orange, tas punggung warna hitam dan biru, dan tampang sok orang kota (padahal sama-sama lahir di desa) dibadingkan dengan wajah-wajah kulit sawo matang dan pakaian sederhana ala orang-orang desa bisa dibayangkan sekarang saya menjadi artis disana (^_^).

keakraban Para Penumpang
Saya melihat para penumpang kebanyakan sudah saling mengenal satu sama lain. Entah ini karena memang hanya penumpang itu yang sehari-harinya menggunakan jasa transportasi ini ataukah memang begitu kentalnya sifat "kedesaan" jalur angkutan yang saya tumpangi. Saya jadi melongo sendiri bingung mau ngomong apa.

Anggaran transportasi
Dari tempat saya naik bis ke terminal Yogyakarta 2500 rupiah. Dari terminal Yogyakarta ke Wonosari 5000 rupiah dan dari terminal Wonosari ke Pantai Baron 7500 rupiah (pastikan menggunakan uang pas karena kadang kernet seenaknya ngasih harga kalau kita ke pantai untuk liburan)

Pantai Baron
Dengan naik angkutan umum maka anda akan turun di pantai baron. Ketika saya sampai disana jam 9.30 an pantai ini terlihat sepi. Akan tetapi ketika saya balik dari kukup melewati "jalur expedisi" sekitar jam 1.30 pantai ini terlihat ramai. Disini anda bisa menemukan banyak perahu-perahu nelayan.

Waktu sampai disana kebetulan saya melihat perahu motor nelayan baru saja kembali dari mencari ikan. Karena tujuan perjalan saya adalah ke pantai kukup maka saya tidak berlama-lama di pantai Baron.


Ke pantai kukup lewat "jalur expedisi"

Ada dua cara untuk pergi ke pantai kukup yaitu keluar dari pantai abron kemudian menuju ke pantai kukup lewat jalur biasa atau melewati "jalur expedisi" dengan syarat hanya bisa berjalan kaki karena melewati daerah berbukit. Saya memutuskan untuk melewati jalur expedisi.

Jalur expedisi bisa dilewati melalui anak tangga ke atas bukit yang berada di sebelah kiri pantai Baron. Ada dua anak tangga ketika saya kesana. Anda akan diminta membayar 1000 rupiah (entah resmi atau tidak untuk infak) untuk melalui jalur ini. Kabar baiknya anda tidak perlu membayar karcis ke kukup kalau melewati jalur ini. Ketika anda melewati jalur ini bersabarlah kalau-kalau tersesat ikutilah jalur yang masih ada jejak dilewati yang baru.

Pantai-pantai tersembunyi
Kalau anda melewati jalur expedisi ini anda akan menemukan pantai-pantai yang tak berpengunjung (kalau anda jeli) karena memang pantai ini tersembunyi ditutupi tanaman-tanaman sekitar laut yang cukup tinggi.

Deburan ombak dari ketinggian
Pemandangan pertama yang bisa anda lihat adalah sebuah deburan ombak yang sangat menakjubkan. Anda bisa melihat deburan ombak itu dari ketinggian bukit pada jalur expedisi. Sayang fotonya kurang bagus karena saya agak takut ketinggian jadi tidak bisa mepet-mepet tebing (^_^).

Mungkin anda yang akan lewati jalur ini dan berani mepet ke tebing bisa memotertnya lebih baik dari foto saya sekarang ini


Pantai berpasir tersembunyi
Dalam perjalanan melewati jalur expedisi anda akan menemukan pantai berpasir yang tidak ada pengunjungnya. Pantai ini lebarnya hanya beberapa meter saja terletak dibalik lebatnya tanana laut yang tinggi sehingga anda harus teliti untuk menemukan pantai ini.

Saya berada dipantai ini sekitar jam 10.00 pagi. Cuaca terasa sangat panas akrena memang tidak ada tempat berteduh dipantai kecil ini.

Pantai berbatu

Pantai ini lebih lebar dari pantai berpasir yang saya temukan sebelumnya. Pinggiran pantai tidaklah berpasir akan tetapi merupakan kumpulan batu-baru dengan ukuran sekitar satu genggaman tangan.

Ombak disini cukup besar dan sebaiknya jangan mencoba untuk berenang disini karena kemungkinan besar tidak akan ada pengunjung selain anda. Jadi jika ada apa-apa tidak akan ada yang menolong.


Pantai dengan landscape yang unik
Jenis pantai yang akan anda temukan setelah pantai berbatu adalah pantai yang pinggirnya sepertinya merupakan batuan yang besar akan tetapi datar. Daerah pantai ini terlihat agak licin oleh karena itu saya tidak terlalu mendekat karena kalau terpeleset khan bisa bahaya (nggak ada pengunjung soalnya)

ukuran pantai ini juga kecil hampir sama dengan ukuran pantai berpasir sebelumnya.


Pantai Kukup

Setelah perjalanan panjang di jalur expedisi anda akan tiba di sisi lain pantai kukup. teruslah berjalan maka anda akan sampai pada bagian utama pantai kukup. Sebaiknya anda sampai disini sebelum siang karena saat siang hari ombaknya akan membesar sehingga keindahan akan sulit terlihat ketika ombak sedang besar. Dan juga jalur ke pantai utama kukup akan tertutup air laut saat siang hari karena laut mulai pasang.

Pantai kukup dikenal karena keindahan pantainya. Pantai ini merupakan pantai yang memiliki ekosistem karang dimana ikan-ikan laut hidup. Karena sulit mengungkapkan dengan kata-kata moga-moga gambar-gambar berikut bisa mewakili.













pantai kukup dilihat dari atas
Beningnya pinggir pantai kukup

banyak ikan hias yang dijual
ZX



Senin, 11 Mei 2009

Negeri ini kebanyakan orang sakti

Sedih sekali saya kalau melihat saudara-saudara saya yang muslim masih saja begitu percayanya kepada dukun baik itu dukun "hitam" maupun dukun yang mengaku golongan "putih".

Baru-baru ini seorang nenek bernama supiah ditemukan "mengambang" ditengah lautan yang kemudian ditemukan oleh nelayan. Karena kehebatannya bisa mengambang dilaut inilah nenek terbut disebut dengan nenek sakti. Sesuai dengan "pesan" nenek supiah ini para warga di daerah itu menggelar larung sesaji.

Subhanallah, begitu mudahnyakah umat muslim di negeri ini melakukan sebuah kemaksiatan paling besar dosanya disisi Allah. Bagaimana mungkin seseorang yang beriman kepada Allah kok bisa-bisanya melakukan larung sesaji kepada "penguasa laut" di sana ?

Sepertinya umat muslim negeri ini telah diracuni oleh pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Entahlah kenapa kebiasaan ini begitu lekatnya. Apakah karena sinetron-sinetron yang "serba khayal" atau mereka yang katanya berdakwah dipartai-partai tidak mau mengingatkan, atau karena umat muslim yang lainnya begitu tak acuhnya kepada saudaranya yang lain ataukah karena ketakutan mereka pada makhluk yang tanpa kehendak dari Allah tidak akan bisa berbuat apapun.

Ya, Allah beberapa tahun lalu Engkau telah menurunkan Adzab-Mu
Tsunami, Gempau bumi, Banjir
Dan Hamba-Mu justru malah lebih mengingkarimu
Ketika mereka dilanda kesusahan mereka masih bisa mengingkari-Mu
Ketika sebagian mereka berada dalam kenikmatan aku tak tahu seberapa besar kesombongan mereka kepada-Mu
Ya Allah, sadarkanlah mereka
Berikanlah mereka petunjuk untuk kembali ke jalan-Mu