Sabtu, 18 Agustus 2007

Pemimpin VS Pemimpin

Huh, miris banget telingaku ini kalau mendengar para pemimpin kita saling tuduh-menuduh. Tapi sepertinya itulah yang terjadi. Hal terakhir Pak Z menghembuskan isu tentang pernikahan pak S. Seperti biasa aku selalu bersikap netral dalam menghadapi masalah seperti ini. Aku tidak komentar apakah perkataan pak Z itu benar atau salah.

Bagiku itu tidak penting.Kalau dari konteks saya, yang setidaknya yang menghembuskan isu itu pasti salah walapun mungkin juga yang dituduh belum tentu juga benar. Tapi itu urusan lain entah benar atatu tidaknya berita itu saya sekali lagi tidak akan komentar.

Saya yakin kalau pak Z itu kan seorang muslim, pak S juga muslim. Sudah menjadi kewajiban seorang muslim tentu saja untuk menutupi aib dari saudaranya kecuali karena suatu keadaan mendesak demi kemaslahatan banyak orang aib saudara kita perlu kita buka.Lha inii, apa sih untuknya menyebarkan isu pernikahan gelap atau apalah itu namanya ?. Emang jika isu diangkat semua warga sini jadi kaya raya ya ? jadi pinter-pinter semua ?. Saya rasa nggak akan ada yang berubah.

Isu seperti itu hanya bisa menyebabkan ketegangan saja. Klo bagi saya pak S mau nikah sama dua, tiga, atau empat orang yang terserah pak S saja. itu bukan urusan saya. Tapi kalau pak S korupsi, lha itu baru masalah. Pak Z bilang itu tanpa motif apa-apa? cuma mau "mengabarkan" saja. Lha gimana tho ini ? Pak S ya tentu saja marah kalau disebarkan isu seperti itu, iya kalau pak S mau nglegowo bahwa itu sebagai cobaan. Klo nggak terima diftnah seperti itu, trus malah bales cari borok pak Z lah nantinya justru malah saling buka aib. Kepentingan rakyat justru terlantar. Kalau seperti itu yang susah kan juga rakyatnya sendiri tho.

Sebuah Kekecewaan ?

Beberapa waktu yang lalu sebuah buku berjudul "Tuhan, ijinkan aku jadi pelacur. memoar seorang muslimah", begitulah judul yang aku ingat begitu banyak mendapat perhatian para pembaca. Nama Nidah Kirani disebut sebagai sosok seorang muslimah yang dalam perjalanannya mengalami kekecewaan-kekecewaan sehingga memutuskan ingin menjadi seorang pelacur.

Menurut pandangan psikologi umum, seorang Nidah Kirani adalah orang yang hidupnya menderita dengan adanya berbagai kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya. Yah, suatu yang wajar seseorang hidup mengalami kekecewaan. Saya pun juga.

Terlepas dari penderitaannya bagi saya orang seperti itu bukanlah orang yang bijak. Yang dilakukannya hanyalah sebuah sarana pelampiasan keinginannya yang ditutupi dibalik topeng yang bernama kekecewaan.

Laki-laki, laki-laki, dan laki-laki, itulah kekecewaanya. entah apalagi yang lainnya karena aku tak baca semua isi buku itu. Kenapa seseorang yang katanya begitu ingin menjalankan agama dengan begitu semangatnya, hanya melihat seorang laki-laki ? aneh kalau menurut saya. sebuah idolakah ?

Ya begitulah mungkin, pikiran kita akan sesuatu kadang mengalahkan kebijaksanaan kita . Lawong katanya ingin menjalankan agama kok yang dilihat sebagian laki-lakinya. Kalau memang kita bijak sejak awal jika orang yang kita begitu hormati, begitu kita contoh melakukan kesalahan ya nggak perlu kita contoh. malah bisa saja kita tidak menganggapnya sebagai orang yang tidak patut dicontoh jika memang kesalahan-kesalahan yang dilakukan adalah fatal. itu kalau kita mau berpikir bijak tanpa perlu bersembunyi dibalik topeng kekecewaan.

Mungkin banyak orang sudah melupakan pepatah "Seseorang yang menemukan seekor harimau hitam di hutan, tidak berarti semua harimau di hutan itu hitam. bisa jadi ya hanya harimau yang ditemukan itu hitam".

Sebuah Kata Pertama

Hallo semuanya, apa kabar.

Ini adalah pertama kalinya aku menulis blog di blogspot. selamat membaca opini-opini saya mengenai apa yang terjadi disekelilingku.