Beberapa waktu yang lalu sebuah buku berjudul "Tuhan, ijinkan aku jadi pelacur. memoar seorang muslimah", begitulah judul yang aku ingat begitu banyak mendapat perhatian para pembaca. Nama Nidah Kirani disebut sebagai sosok seorang muslimah yang dalam perjalanannya mengalami kekecewaan-kekecewaan sehingga memutuskan ingin menjadi seorang pelacur.
Menurut pandangan psikologi umum, seorang Nidah Kirani adalah orang yang hidupnya menderita dengan adanya berbagai kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya. Yah, suatu yang wajar seseorang hidup mengalami kekecewaan. Saya pun juga.
Terlepas dari penderitaannya bagi saya orang seperti itu bukanlah orang yang bijak. Yang dilakukannya hanyalah sebuah sarana pelampiasan keinginannya yang ditutupi dibalik topeng yang bernama kekecewaan.
Laki-laki, laki-laki, dan laki-laki, itulah kekecewaanya. entah apalagi yang lainnya karena aku tak baca semua isi buku itu. Kenapa seseorang yang katanya begitu ingin menjalankan agama dengan begitu semangatnya, hanya melihat seorang laki-laki ? aneh kalau menurut saya. sebuah idolakah ?
Ya begitulah mungkin, pikiran kita akan sesuatu kadang mengalahkan kebijaksanaan kita . Lawong katanya ingin menjalankan agama kok yang dilihat sebagian laki-lakinya. Kalau memang kita bijak sejak awal jika orang yang kita begitu hormati, begitu kita contoh melakukan kesalahan ya nggak perlu kita contoh. malah bisa saja kita tidak menganggapnya sebagai orang yang tidak patut dicontoh jika memang kesalahan-kesalahan yang dilakukan adalah fatal. itu kalau kita mau berpikir bijak tanpa perlu bersembunyi dibalik topeng kekecewaan.
Mungkin banyak orang sudah melupakan pepatah "Seseorang yang menemukan seekor harimau hitam di hutan, tidak berarti semua harimau di hutan itu hitam. bisa jadi ya hanya harimau yang ditemukan itu hitam".
Menurut pandangan psikologi umum, seorang Nidah Kirani adalah orang yang hidupnya menderita dengan adanya berbagai kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya. Yah, suatu yang wajar seseorang hidup mengalami kekecewaan. Saya pun juga.
Terlepas dari penderitaannya bagi saya orang seperti itu bukanlah orang yang bijak. Yang dilakukannya hanyalah sebuah sarana pelampiasan keinginannya yang ditutupi dibalik topeng yang bernama kekecewaan.
Laki-laki, laki-laki, dan laki-laki, itulah kekecewaanya. entah apalagi yang lainnya karena aku tak baca semua isi buku itu. Kenapa seseorang yang katanya begitu ingin menjalankan agama dengan begitu semangatnya, hanya melihat seorang laki-laki ? aneh kalau menurut saya. sebuah idolakah ?
Ya begitulah mungkin, pikiran kita akan sesuatu kadang mengalahkan kebijaksanaan kita . Lawong katanya ingin menjalankan agama kok yang dilihat sebagian laki-lakinya. Kalau memang kita bijak sejak awal jika orang yang kita begitu hormati, begitu kita contoh melakukan kesalahan ya nggak perlu kita contoh. malah bisa saja kita tidak menganggapnya sebagai orang yang tidak patut dicontoh jika memang kesalahan-kesalahan yang dilakukan adalah fatal. itu kalau kita mau berpikir bijak tanpa perlu bersembunyi dibalik topeng kekecewaan.
Mungkin banyak orang sudah melupakan pepatah "Seseorang yang menemukan seekor harimau hitam di hutan, tidak berarti semua harimau di hutan itu hitam. bisa jadi ya hanya harimau yang ditemukan itu hitam".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar