Kampanye sembako murah dalam sebuah dilema

Selasa, 24 Maret 2009

Kampanye sembako murah dalam sebuah dilema

Sembako murah sekarang sedang menjadi tren kampanye beberapa partai politik, bahkan ada yang memakai “kontrak politik” segala. Katanya sih kalau harga sembako murah maka rakyat bisa hidup “lebih sejahtera”. Apakah benar demikian ?

Dipandang dari konsumen, adanya sembako murah tentu saja akan meningkatkan kemampuan membeli atau bagi mereka yang pas-pasan uangnya untuk membeli sembako bisa menabung untuk keperluan dikemudian hari. Tapi menurut saya itupun tidak akan cukup kalau dari “rakyat” sendiri tidak memahami prioritas yang harus dilakukan. Gimana coba kalau sembakonya murah eh ngrokoknya malah tambah. Bagi para produsen sembako, adanya sembako murah akan menyebabkan penurunan keuntungan. Contohnya petani, saat harga sembako sekarang saja penghasilan mereka pas-pasan sekali apalagi harga diturunkan bisa jadi tidak untung bahkan merugi.

Ada partai yang beralasan kalau yang dimaksud sembako murah itu bukan menjual sebagai contoh beras dengan harga yang murah akan tetapi dengan harga terjangkau. Waduh tambah abstrak aja jawabannya, definisi terjangkau itu apa ya ? jawaban seperti ini cuma jawaban diplomatis menurut saya.Kok nggak ada ya partai yang mengkampanyekan efisiensi pengeluaran rumah tangga agar punya anggaran lebih. Klo gini kan harga sembako tetap seperti saat ini pun tak akan masalah karena penghasilan rakyat untuk membeli sembakolah yang bertambah.

Saya kira kalau "partai-partai" kita mau memberikan iklan yang “sensasional” bahwa langkah kecil ternyata bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat daripada ngomong sana-sini mau ngasih sembako murah yang konsepnya aja masih abstrak itu akan lebih “punya kesempatan” untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Tidak ada komentar: